Tempat makan Bebek Ledok ini banyak dibicarakan setahun belakangan. Bebek ledok ini adalah bebek goreng yang dimasak dengan menggunakan bumbu jawa. Disebut bebek ledok karena lokasinya yang berada di desa Ngledok.
Saya sendiri mengetahuinya dari postingan di instagram. Memasukkannya dalam wish list kuliner yang ingin saya kunjungi. Apalagi saudara saya juga merekomendasikannya. Beliau bilang bahwa harganya sangat murah meriah satu paket hanya 100rb dan bisa untuk berempat, sudah termasuk minuman dan gorengan.
Seorang teman saya juga ikut merekomendasikannya. Katanya makanannya enak dan kalo kita datang weekend siap-siap buat antri dan jangan terlalu siang karena bisa dipastikan sudah sold out. Jadi dia menyarankan kalo saya mau mencoba lebih baik pada saat weeday di awal jam buka biar lebih komplit.
Lokasi Bebek Ledok
Bebek Ledok berlokasi di Dukuh Ngledok, RT.02/RW.07, Dadapan, Jatikuwung, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya masuk ke dalam gang yang hanya bisa dilalui oleh satu mobil saja. Teman-teman bisa menggunakan gmaps karena titiknya sudah sesuai.
Namun sepertinya sebentar lagi lokasinya akan berpindah menuju ke jalan utama, sehingga akan mudah dijangkau. Hal tersebut saya ketahui karena saat kami perjalanan menuju Bebek Ledok, kami menjumpai sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan. Dan disitu tertulis bahwa Bebek Ledok akan berpindah di lokasi tersebut.
Bebek Ledok buka setiap hari kecuali hari Jumat. Pada weekday buka mulai jam 09.00 WIB sedangkan hari weekend mulai buka pukul 08.00 WIB sampai habis. Saran saya jangan datang terlalu siang apalagi sore. Karena saudara saya pernah datang siang sekitar jam 13.00 WIB sudah ditolak karena sudah habis.
Perjalanan Menuju Bebek Ledok
Berdasarkan saran dari teman dan saudara kami sengaja berangkat pagi dan pada weekday untuk menghindari antrian. Kami menuju ke Bebek Ledok dengan bermodalkan gmaps yang sebelumnya sudah saya cek terlebih dahulu sehingga ada banyangan jalan yang harus kami lalui menuju kesana.
Akhirnya setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, kami tiba di lokasi Bebek Ledok. Karena masih pagi maka kami hanya melihat beberapa tamu yang sudah datang terlebih dahulu.
Rumah makan ini menempati sebuah rumah biasa yang sepertinya telah disulap menjadi tempat makan. Pada area samping digunakan untuk meja makan lesehan. Sedangkan pada area teras dan dalam digunakan untuk area meja kursi pengunjung.
Bebek Ledok Dimasak Secara Tradisional
Begitu datang kita bisa langsung melakukan pemesanan dan pembayaran yang terletak di bagian dalam, menjadi satu dengan area dapur. Disini kita bisa melihat proses memasak yang masih tradisional. Mereka menggunakan tungku kayu untuk mengolah dan menggoreng bebek.
Menurut salah saeorang staff disana, Bebek Ledok ini sudah berdiri sekitar tiga tahun. Namun baru sekitar satu tahun ini mulai banyak dikenal masyarakat luas. Bahkan banyak dari pelanggannya berasal dari luar kota Solo. Selain menu bebek juga disediakan menu ayam goreng.
Disini tersedia menu paket dan juga menu per orang. Untuk menu paket terdiri dari satu ayam/bebek utuh, satu bakul nasi, satu piring lalapan, satu piring gorengan yang terdiri dari tempe, terong, peyek, dua buah jenis sambal dan satu teko teh hangat. Satu paket ini normalnya disajikan untuk empat orang.
Harga satu paket tersebut adalah 110rb untuk menu bebek dan 100rb untuk menu ayam. Jika ingin minum es teh, maka kita bisa minta es satu mangkok dengan menambah 2rb saja. Dan harga ini menurut kami sangat murah untuk menu bebek maupun ayam gorengnya.
Karena saat itu kami datang berempat, maka kami memesan satu paket bebek goreng dan satu porsi ayam goreng. Kami juga meminta tambahan es batu karena cuaca yang lumayan panas saat itu. Setelah memesan dan membayar, kami memilih tempat duduk lesehan agar bisa lebih santai.
Tak berapa lama minuman terlebih dahulu datang. Tehnya adalah jenis teh khas solo yang terasa sepet namun juga manis. Untuk menu makanannya saat itu kami menunggu beberapa waktu. Sepertinya efek kami sebagai tamu awal sehingga mungkin proses memasaknya masih belum selesai.
Akhirnya bintang yang dinanti datang juga. Satu paket bebek goreng dan seporsi ayam goreng pesanan kami akhirnya disajikan. Tanpa menunggu lama maka kami langsung mencobanya, apalagi saya dan ibu yang sengaja tidak sarapan agar bisa makan banyak di Bebek Ledok 😁.
Yang tak kalah menarik adalah semua hidangan disajikan dengan menggunakan wadah khas tempo dulu. Teko, gelas dan piringnya menggunakan wadah blirik hijau yang menjadi salah satu ciri khas hidangan jawa tempo dulu. Sedangkan hidangan lainnya disajikan dengan menggunakan wadah dari bambu.
Satu ekor bebek disajikan dalam lima bagian, dua paha, dua dada dan satu bagian kepala termasuk bagian ati ampela. Bebek ini digoreng tidak terlalu kering namun juga tidak banyak berminyak. Dagingnya terasa sangat empuk dan tidak meninggalkan bau amis sama sekali. Saya sendiri memilih bagian paha karena ini memang favorit saya.
Untuk tempenya terasa nikmat dan gurih sehingga saya hampir menghabiskan tiga potong tempe. Sambal yang disajikan adalah sambal bawang dan sambal cabai hijau. Untuk pecinta pedas sudah barang tentu akan memilih sambal bawang yang nampol. Tapi untuk saya yang level pedasnya rendah maka sambal cabai hijau jadi pilihan yang pas.
Lalapan yang disajikan juga cukup lengkap. Ada mentimun, kol, daun kemangi dan daun pepaya. Saya sendiri suka dengan daun pepayanya karena sama sekali tidak berasa pahit. Sebagai pelengkap ternyata juga dihidangan satu piring trancam. Trancam ini mirip urap hanya saja sayuran yang disajikan adalah sayuran mentah yang diiris kecil-kecil. Trancamnya terasa segar apalagi sambel parutan kelapanya terasa sedap, tercium aroma daun jeruknya.
Kami berempat menikmati hidangan dengan sangat bersemangat. Bahkan ibu dan temannya juga menambahkan nasi. Sepertinya hidangan ini memang cocok untuk kami semua. Kami menghabiskan makanan di piring kami masing-masing dengan tak bersisa. Kami semua merasa puas dengan masakan di Bebek Ledok ini.
Berencana akan Datang Kembali
Siapa tahu saat kami kembali kesana, lokasi yang baru sudah dibuka sehingga kami bisa menikmati bebek dengan pemandangan sawah yang masih terhampar luas. Kalau teman-teman sedang singgah di Solo dan menyukai kuliner bebek, bisa melipir ke Bebek Ledok untuk menikmati kuliner yang ramah di kantong namun nikmat ini.
Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di cerita selanjutnya💖💖















Paling suka deh kalau lihat kuliner yang dimasak dengan cara tradisional dan restorannya memang sangat lokal jadi kita bisa merasakan atmosfer daerahnya dan menikmati hidangan bebek yang sedap dan juga otentik, masukin ke dalam daftar dulu ah nanti kalau ke daerah situ mau juga nyobain
BalasHapusMbaaaaaa, langsung aku catat tempat iniiii 😍😍😍😍😍. Karanganyar tapi yaaaa . Gapapa lah, ga jauh2 amat dr solo hahahahah.
BalasHapusKami semua pecinta bebek. Paling sukaaa memang makan bebek begini, apalagi di sana mah murah2. Trancam di sana aku tuh selalu suka mbaaa. Segeeeer. Pernah coba trancam di ayam goreng mbak mul, daerah sana juga, dan sukaaa. Segeeeer ih.
Moga2 tahun depan suami mau mudik ke solo. Bisa mampir sini. Sejak mertua udh ga ada, kami jarang mudik
nahh iyaa trancam di mba mul itu juga enak banget mbaa seger, ayam nya juga enak kan hehe...
Hapuskaranganyar tapi deket kok mba dari solo sejauh2 di solo pasti cepet gak selama kalo di jakarta hehe
aku juga menghindari weekend kalau dateng ke tempat-tempat yang bikin orang penasaran, seperti tempat makan baru atau tempat yang viral
BalasHapusSebenernya pengen ke Karanganyar, katanya lebih adem dari Solo ya. Penasaran sih
terus ternyata di Karanganyar juga terdapat banyak tempat makan enak-enak, seperti bebek ledok ini. Namanya unik, ada kata ledok, yang ternyata diambil dari nama daerahnya
ngomongin trancam, aku udah lama banget ga makan. Biasanya dirumahku yang sering masak trancam, cuman nenekku dan itu udah lama buanget
Iyaa mbaa karanganyar udaranya lebih dingin tapi di dataran tinggi nya yaa klo di kotanya sie sama juga sie hihihih..klo yang bebek ledok ini deket solo jadi gak di daerah pegungan nya..
HapusKlo di solo masih banyak kita jumpai trancam ini mbaa klo yg suka sayuran mentah pasti cocok deh ya
Kirain tadi 100 ribu buat satu orang ternyata bisa buat berempat weeewww mau bangeettt :D
BalasHapusAda dapur terbuka dan masih terlihat tradisional memang menjadi nilai plus ya mbak.
Rumah makan bebeknya baru 3 tahun berdiri tetapi karena ok dari rasa dan juga tempat makannya jadinya pelanggannya balik terus ya.
Emang marketing yang terbaik tu sesungguhnya pelanggan hehe :D
Mantul ya gak pelit lalapan dan sambelnya enak. Ooo jd sambalnya menyesuaikan level atau gmn nih mbak? hehe
Bener mbaa klo pelanggan nya bilang enak pasti nanti mengular dari mulut ke mulut akhirnya dikenal dimana2 ya mbaa,,,
HapusSambelnya gak ada levelnya mba cuma ada 2 macam sambel yaitu sambal bawang dan sambel ijo dimana sambal bawang ini lebih pedes dr sambel ijo nya :)
Wow.. pantas laris manis. Bahkan sabtu minggu harus rela mengantre, karena ini memang pas di hati dan kantong, Mbak. dengan harga 110 ribu sudah untuk berempat plus minum lagi. tambah 2 ribu buat semangkuk es batu.
BalasHapussaya suka konsepnya dengan dapur terbuka. Pengunjung bisa langsung lihat proses memasaknyaa juga. Terus itu masaknya di pawon dengan kayu bakar. pantas masakannya jadi enak. Jadi pengin cobain bebek Legok ini. Bebek goreng pakai smabal dengan nasi hangat. wuih.. auto nambah hahaha.
Bisa nih kalau ke Jogja berkunjung ke sana. Tempatnya model lawasan tapi estetik, bikin nostalgia jaman dulu. Ceileehh kayak yang hidup di jaman kapan aja, yak? Wkwk.. Pokoknya gitu deh, keliatan enakeun suasananya, terus makanan minumannya pasti enak lah yaa wong sampe mau balik lagi kok..
BalasHapusOhhh bebek.. bebek.. bebek.. Aku paling suka sebenarnya olahan bebek, meski beberapa tahun belakangan ini mulai mengurangi karena takut ama kolesterolnya. Hehehe..
BalasHapusCuma yang paling kusuka tuh olahan bebek dengan kaldu yang meresapnya sampe ke dalemm gini. Apalagi harga paketnya udah terjangkau 110ribu dengan minumannya. Yang paling menggoda di aku waktu baca tuh trancamnya yang ada daun pepayanya. Ulalala... kebayang suedepppp polll.. :D
aman lah mba klo cuma sekali sekali belum tentu jug asebulan sekali kok hehe..asal gak tiap hari aja yaa makan bebeknya :)
HapusWhoaaa, jadi kangeeen explore Solo dan Karanganyar lagiiii.
BalasHapusharganya juga OK ya mbaa, mayan affordable lah.
Enak juga tempatnya...aduh mupeengg, aku suka masakan orang² solo dan sekitarnyaaa. Sedeepp mantab
Suka sama tempat dan penyajian yang ala jaman dulu. Apalagi lihat peralatan makanya. Teringat masa kecil. Nanti kalau sudah pindah tempat baru dengan pemandangan sawah pasti lebih mantap.
BalasHapusPantes aja ya rame terus. Dengan sajian selengkap itu, harganya tergolong murah banget untuk bebek. Yang pakat perorang pun masih 20an ribu. Kalau di Bandung rata-rata udah 30-40an ribu per porsi belum minum hehehe
Padahal istilahnya jam 1 siang kan masih momen yang bertepatan dengan jam makan siang ya, eahhhh malah habis hehe. Berarti jam buka teng, udah harus standar by deh tuh buat pesen. Soalnya lihat bebeknya bikin happy buat disantap. Selera makan jadi naik dah
BalasHapusSeneng banget Nemu tempat makan enak seperti Bebek Ledok. Jadi paham kenapa dinamakan Ledok dan keren banget sih jam buka mereka ke jam habis sebegitu cepat kilat ya.
BalasHapusOpen kitchen konsepnya, terlihat jelas cara memasak yang tradisional nambah nilai menarik dari Bebek Ledok.
Takjub pas tau harga paketan yang bisa dibilang super super murah ini sih mba. Udah dapat paket komplit ada lalapan pula aduhhhh ngiler, laper dan mesti ku save ke bucket list, mana tau suatu hari bisa mampir icip langsung.
kuliner masakan bebek itu bikin nagih banget, apalagi cara masaknya masih tradisional, pasti langsung suka, harganya juga murah bangetttt mbak
BalasHapuslihat postingan di jam rawan begini bikin ngiler apalagi setelah diracuni kaka, kini saya ikutan suka bebek juga. yang menariknya jarang untuk sekarang ketemu tempat makan yang proses masaknya masih tradisional, dan pekerjanya benar ibu-ibuk ya
BalasHapusLihat penggunaan alat makannya, dijamin saya bisa lahap
BalasHapusYang tradisional begini suka bikin perut saya selalu kelaparan meski sudah banyak makan haha
Entah vibes tradisional begini tuh bikin semangat makan
Masakan yang dimasak dengan tungku entah kenapa hasil citarasa dan aromanya biasanya lebih mantap. Wah jadi membayangkan makan bebek kayaknya enak nih.
BalasHapusKalo sudah terbukti enak masakannya gitu, orang sampe rela ngantri ataupun datang awal agar bisa makan di situ yaaaa... Kapan2 KLO pas ke Karanganyar kudu nyobain bebek Ledok.
BalasHapusBebek salah satu makanan favorit umma. Suka banget dengan dagingnya yang empuk. Dan manis..
BalasHapusAku juga pecinta kuliner bebeeekk.. mashaAllaah.. ini nikmat banget siih..
BalasHapusAda menu paket yang bisa dipilih sehingga semua bisa kenyang makan di Bebek Ledok Solo.
Aku jadi penasaran nih.. sama rasa sambelnyaa.. karena yaah, bebek itu makin nikmat dibarengin sama citarasa sambal yang yummiii~
Melihat dapurnya, mengingatkanku pada dapur di rumah nenekku dulu. Pawon ya... Aku sebenarnya kurang suka bebek, karena dulu pertama kali makan bebek itu teksturnya keras dan aromanya masih kayak amis gitu. Padahal makannya di resto hotel. Tapi baca tulisan ini dan melihat fotonya, kok rasanya pengin coba ya... Semoga nanti pas pulkam ke Jogja, bisa melipir sebentar ke Solo untuk merasakan langsung Bebek Ledok ini.
BalasHapuswah ini proses masaknya tradisional banget ya dan setahuku masakan yang dimasak di atas tungku atau arang itu juga memang lebih enak rasanya.
BalasHapusaroma-aroma tradisional emang bikin candu, ditambah lagi harganya muraaaaah... auto jadi langganan keluarga yaa
BalasHapus