Mencari Bekantan di Pulau Bakut Kalimantan Selatan

Pulau Bakut

Bekantan adalah jenis monyet yang berciri khas mempunyai hidung panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa latin bekantan disebut Nasalis Larvatus. Hidung panjang dan besar pada bekantan hanya dimiliki oleh bekantan jantan. Bekantan betina akan lebih memilih bekantan jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya.

Bekantan Maskot Kalimantan Selatan

Bekantan telah ditetapkan sebagai maskot provinsi Kalimantan Selatan pada 28 Maret 2015, yang mana pada tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai Hari Bekantan. Bekantan atau yang biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei dan Malaysia).

Bekantan Pulau Bakut
Bekantan (sumber : pixabay)

Sebagai satwa endemik, penyebaran bekantan biasanya berada di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut atau hutan bakau. Dan kadang bekantan sampai masuk jauh ke daerah pedalaman. 

Bekantan merupakan satwa yang terancam punah sehingga diperlukan pananganan serus untuk kelestariannya. Saat ini provinsi Kalimantan Selatan terdapat beberapa lokasi konservasi Bekantan. Diantaranya adalah Suaka Margasatwa Pelaihari, Cagar Alam Pulau Kaget, Selat Sebuku dan Teluk Kalumpang. Juga terdapat beberapa di pinggiran Sungai Barito, Pulau Bakut dan Pulau Kembang.

Menyeberang ke Pulau Bakut

Dan hari minggu kemarin, saya berkesempatan untuk singgah ke Pulau Bakut. Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut adalah sebuah delta yang terletak di Sungai Barito, tepatnya berada di bawah Jembatan Barito. Jembatan Barito merupakan jembatan penghubung antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Dermaga penyeberangan menuju ke Pulau Bakut berada tepat di bawah Jembatan Barito. Teman-teman tinggal mengikuti petunjuk arah yang ada sebelum Jembatan Barito.

Pulau Bakut
Tongkang Batubara melintas di Sungai Barito

Setiba di dermaga, saya melihat beberapa perahu klothok yang biasa digunakan untuk menyeberang terlihat rapi berjejer. Saya kemudian menanyakan kepada bapak yang ada di dermaga tersebut apakah bisa menyeberangkan kami ke TWA Pulau BAkut, dan beliau berkata bisa.

Saat itu kami berdua dikenakan biaya 100k untuk perjalanan PP. Sepertinya jika rombongan lebih banyak akan dikenakan tarif yang berbeda dan mungkin lebih murah biaya perorangnya. 

Bapak nahkoda perahu klothok tersebut berkata, jika kita hanya sekitar 30menit saja di Pulau Bakung maka akan ditunggu. Namun jika sekiranya lama maka akan ditinggal, dan nanti akan dijemput jika sudah selesai. Kita tinggal meminta nomor teleponnya saja agar bisa menghubungi jika kita telah selesai berkeliling TWA Pulau Bakut.

Perjalanan dari dermaga di bawah jembatan Barito menuju TWA Pulau Bakut hanya memakan waktu kurang dari 10mnt. Dalam perjalanan menyusuri sungai Barito tersebut, kita juga akan berpapasan dengan beberapa kapal tokang batubara. Kapal tersebut mengangkut batubara dari penambangan menuju pelabuhan Trisakti Banjarmasin untuk selanjutnya didistribusikan . 

Jam Buka dan Tarif Masuk Pulau Bakut

TWA Pulau Bakut dibuka untuk umum setiap hari kecuali hari Jumat. Hari Jumat diliburkan untuk pemulihan kondisi Bekantan dan pembersihan sarana prasarana. 

TWA Pulau Bakut dibuka untuk umum setiap jam 08.00-17.00 WITA. Namun jika sedang sepi pengunjung, biasanya pukul 16.00 WITA petugas sudah menutup gerbang loket.

Tarif masuk ke TWA Pulau Bakut juga termasuk murah. Hanya 10rb untuk hari kerja dan 12,5k untuk hari libur. Namun untuk turis mancanegara dikenakan biaya berbeda yaitu 100k hari kerja dan 150k untuk hari libur.

Jelajah Pulau Bakut

Kami tiba di Pulau Bakut sekitar pukul 15.00 WITA. Di Pulau Bakut terlihat sedang tidak banyak pengunjung. Kami bertanya ke petugas apakah ada pengunjung di dalam, beliau mengatakan ada beberapa pengunjung di dalam.

Pulau Bakut
Penunjuk Arah di Pulau Bakut

Di area TWA Pulau Bakut juga terdapat mushola dan toilet yang cukup bersih  dan berada dekat dengan jalan masuk. Untuk area Pulau Bakut sendiri menurut kami juga cukup terawat dan bersih sehingga pengunjung akan nyaman unutk menjelajah.

TWA Pulau Bakut merupakan salah satu lokasi konservasi Bekantan dengan tipe ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan magrove adalah ekosistem dengan ciri khusus dimana lantai hutannya tergenang olah air yang dipengaruhi oleh naik turunnya air sungai. TWA Pulau Bakut mempunyai luas sekitar 15,58 hektar. 

Pulau Bakut
Jalur Tracking Pulau Bakut
Pulau Bakut
Jalur Tracking Pulau Bakut

Karena TWA Pulau Bakut adalah sebuah ekosistem hutan mangrove, jadi mempunyai habitat rawa-rawa disekitarnya. Namun tenang untuk para pengunjung TWA Pulau Bakut telah dibuatkan jalur tracking untuk menjelajah Pulau Bakut. Pengunjung tinggal mengikuti jalan setapak dari jalur tracking yang mengelilingi sebagian wilayah Pulau Bakut. 

Jenis flora yang terdapat di TWA Pulau Bakut diantaranya adalah bakung, beringin karet, kayu bulan dll.Jenis fauna yang ditemukan di Pulau Bakut juga cukup beragam. Diantaranya selain bekantan adalah burung layang-layang, burung elang bodol, tupai, biawak, ular sawah dll. Sehingga saat kita menjelajah diharapkan juga untuk berhati-hati dan waspada.  

Jalur tracking di TWA Pulau Bakut mempunyai panjang sekitar 650m. Melewati jalur tracking saya merasa benar-benar berada di sebuah hutan belantara.  Karena dikanan kiri kita hanya terdapat berbagai macam tumbuhan yang sangat lebat. 

Pulau Bakut

Di beberapa lokasi, terdapat gazebo untuk beristirahat sejenak dan juga terdapat dua buah menara pandang. Menara pandang ini mempunyai tinggi sekitar 1,5-2m. Dari menara pandang kita bisa melihat sekeliling Pulau Bakut lebih luas dan Jembatan Barito yang melintang di atas Pulau Bakut. Dan jika sedang beruntung, maka kita bisa melihat bekantan yang sedang mencari makan diantara pepohonan.

Samar-samar saya juga mendengar suara burung berkicau. Saya juga sempat melihat beberapa tupai yang melompat diantara dahan pepohonan. Alhamdulillah sepanjang perjalanan kami tidak bertemu dengan hewan berbahaya. Namun sayang, kami juga tidak melihat adanya bekantan yang melintas di sekitar jalur tracking tersebut.

Populasi Bekantan di TWA Pulau Bakut

Waktu terbaik untuk melihat bekantan menurut bapak penjaga adalah di pagi hari atau sore hari saat mereka keluar mencari makan. Jika disiang hari para bekantan memilih untuk tidur di area dalam hutan Mangrove.

Para bekantan biasanya akan keluar dan mencari makan di area pesisir pulau dekat dengan area sungai. Dan kebetulan saat kami sudah selesai melewati jalur tracking dan sedang menunggu klothok penjemput, kami melihat beberapa ekor bekantan di pesisir pulau. 

Pulau Bakut
Beberapa Bekantan Terlihat di Pesisir Pulau

Menurut bapak penjaga, saat ini populasi Bekantan di Pulau Bakut berjumlah kurang lebuh 130an ekor. Populasi tersebut terbagi menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok berjumlah sekitar 20-30 ekor. Masing-masing kelompok bekantan sudah mempunyai wilayahnya sendiri, sehingga mereka tidak saling berebut.

Penutup

TWA Pulau Bakut selalu berkontribusi positif dalam menjamin keberlangsungan habitat bekantan untuk menghindari kepunahan. Di TWA Pulau Bakut juga terdapat klinik hewan dan kandang rehabilitasi bagi bekantan yang mengalami cidera akibat adanya konflik dengan manusia.

Tak terasa sudah satu jam kami berada di TWA Pulau Bakut. Kamipun kembali menyeberang ke daratan dengan menggunakan perahu klothok. Dan dalam perjalanan tersebut kami kembali melihat beberapa ekor bekantan yang sedang bersantai di pesisir pulau.

Perjalanan jelajah Pulau Bakut adalah sebuah cerita baru bagi saya. Menjadi sebuah pengalaman berharga melintasi sebuah taman konservasi. 

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca & sampai bertemu di cerita selanjutnya 💓💓

50 komentar

  1. Baru tau aku tgl 28 Maret disebut hari Bekantan. Aku kalau liat gini jadi inget keluarga kalaweit yg tinggal di hutan bisa liat monyet tiap hari. 😁

    BalasHapus
  2. Mbak..kebayang tenangnya masuk ke area konservasi TWA Pulau Bakut ini. Tapi beneran ga ada binatang buas kan ya..kok ngeri juga jalan di sepanjang trackingnya haha
    Tapi terbayar ya melihat Bekantan bergelantungan dengan mata kepala kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ny akami gak bertemu binatang buas sama sekali mbaaa cuma ketemu sama tupai saja :)

      Hapus
  3. Seru banget ya kenalan sama bekantan! Aku pribadi kayanya perlu belajar dulu tentang mereka sebelum ke sana, biar enggak salah langkah

    BalasHapus
  4. Senang banget saya bisa ikut merasakan euforia kebahagiaan bisa mengunjungi lokasi wisata tempat Bekantan berada.

    Seru ya, bisa melihat secara langsung satwa yang hampir punah ini.
    Btw keren banget ya meskipun hewan tapi udah punya pemikiran yg hebat. Masing-masing kelompok bekantan sudah mempunyai wilayahnya sendiri, sehingga mereka tidak saling berebut. Andai manusia bisa belajar pada Bekantan, hehe...

    BalasHapus
  5. waaah pengen banget lihat maskot Dufan secara real :D

    BalasHapus
  6. Aku lihat bekantan hidung merah dan gede gini di Secret Zoo dan waktu itu emang ditulisnya gaboleh berisik hehehe karena mereka gasuka kalo berisik2 gitu biasanya jadi ngamuk. lucu sih

    BalasHapus
  7. Biayanya gak mahal ya, bisa jadi wisata yang menyenangkan dan juga memberikan pengetahuan bagi pengunjung mengenai mangrove dan juga bekantan. Aku belum pernah melihat langsung, wah jadi membayangkan seru juga seandainya bisa ke sana. Sekalian jalan-jalan melihat mangrove dan jika beruntung bekantannya bisa terlihat juga.

    BalasHapus
  8. Bekantan ini maskot Dunia Fantasi alias Dufan kan ya? Saya pikir keberadaannya sudah sangat sulit terlihat, tapi ternyata di Pulau Bakut kita masih bisa melihat langsung ya. Seru sih mengeksplorasi Taman Wisata Alam (TWA) seperti Pulau Bakut ini. Ada saja hal menarik untuk dilihat.

    BalasHapus
  9. Tulisan yang membangkitkan kerinduan berkencan dengan alam, lihat hijau2 dan tulisan yang memberi informasi tentang Bekantan dan areanya membuat aku perlu tarik nafas.

    Sabar ya Nik nanti kesana.

    BalasHapus
  10. Menyenangkan bangettttt, serasa lagi syuting Petuangan Sherina atau tayangan National Geographic ya mbaa

    kita bs merasakan sejuknyaaa ekosistem mangrove , trus seruuu bgt kalo explore kawasan taman wisata alam ini nbreng Bestie satu frekuensi.

    asyik asyiikk❤️

    BalasHapus
  11. waaaaa impian banget bisa menyaksikan bekantan, langsung di habitat aslinya... impian aku ini bawa anak-anak buat bisa liburan sambil belajar disana.

    btw disana nyamuknya banyak besar-besar juga nggak mbak? soalnya kan di wilayah mangrove ya? tapi disana lebih asri daripada disini yaa... seger bangettt kayaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyamuk sie ada saja ya mbaa tapi gak mengganggu banget sie...yang ada malah kayak benang2 sarang laba2 itu..gak keliatan tapi seperti kena di wajah hehe

      Hapus
  12. Aku malah lihat bekantan ini pas di Brunei 😅😅. Kebetulan lagi di sana, trus diajak keliling sungai sampai masuk ke daerah hutan bakau nya juga mbak . Nah di situ ada monyet bekantan. . Sayangnya Krn ga bau kamera beneran, hp dulu juga ga secanggih skr, JD hasilnya sama2 juga.

    Padahal dulu kita nyebut monyet ini dengan sebutan monyet Dufan yaa 😄😄. Krn JD maskot Dufan 🤭

    BalasHapus
  13. Aku belom kesampean liat bekantan euy. Taunya beneran cuma dari patung maskot dufan ajaaa. Beruntungnya euy mbak bisa ketemu secara langsung. Apalagi ini tiketnya murah benerrrr yak ga sampe 15 rebu.

    BalasHapus
  14. Wah seru banget bisa liat Bekantan di TWA Pulau Bakut, dulu pas saya tinggal disana TWA ini kayaknya belum ada deh, adanya cuma Taman Bekantan yang tidak ada Bekantannya wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. ouww kaka dulu tinggak di banjarmasin juga ya...iya ada taman bekantan yang patung bekantan nya gede banget kan ya dititik nol km banjarmasin :)

      Hapus
  15. wahhh baru tahu ada Hari Bekantan juga, apalagi sekarang Bekantan udah terancam punah yaa. Perlu banget penanganan serius dari berbagai pihak buat melekstarikannya. Lihat TWA Pulau Bakut nih berasa adem banget yaa, semoga Bekantan di sini juga sehat-sehal biar ngga punah, huhuu.

    BalasHapus
  16. Wah, seru banget bisa jalan jalan ke TWA Pulau Bakut
    Asik juga menikmati keindahan alam dan melihat bekantan di habitatnya secara langsung

    BalasHapus
  17. wah mbak eryka sudah sampai aja di pulau bakut hihi. kalau aku tahunya dulu pulau kaget yang lokasinya di dekat muara aluh-aluh itu soalnya dulu sering lewat naik klotok kalau mau ke aluh-aluh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahhh dimana ini mbaaa pulau kaget aluh2..aku belum pernah diajakin kesana sepertinya? jauh kah mb?

      Hapus
  18. Aku penasaran juga lo sama bekantan kalau lihat langsung. Cuma aku paling takut sama jenis monyet dan kawan-kawannya haha. Paling berani liat aja dari jauuuuuuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa mbaa ini juga liatnya dari jauh sie..secara dia ada dipinggir2 sungai gt mbaa :)

      Hapus
  19. Bekantan ini termasuk hewan langkah yang dilindungikah mbak? Suasananya mengingatkanku pada salah satu destinasi wisata di surabaya yakni wonorejo. Tapi kayake lebih luas dan variatif ini sih TWA pulau bakut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupp bener banget mbaa..bekantan adalah hewan yang dilindungi karena keberadaan nya yg semakin berkurang

      Hapus
  20. Bekantan ini kaya monyet yang rajin sapa-sapa manusia gak?
    Kalau liat bekantan, langsung inget Dufan yaa.. Logonya dari dulu sampai sekarang hewan bekantan. Dan TWA Pulau Bakut menjadi Taman Wisata Alam yang menyenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. enggak sie mba..mungkn karena mereka dilepas liarkan yaa jadi acuh gak acuh dengan keberadaan manusia :)

      Hapus
  21. Di sana adakah pemandunya mbak? Lebih bisa memahami usaha konservasinya apabila ada yang memberikan penjelasan secara langsung ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada 2 orang penjaga sie mba...mungkin kalo ingin ada pemandu bisa appoinment dulu kali yaa :)

      Hapus
  22. Jadi pengen lihat dan ketemu Bekantan. Btw Bekantan kalau ketemu manusia, dia jinak aja kan mbak? Kalimantan Selatan ini masih banyak banget destinasi wisata yang mungkin belum tereksplor ya. Taman Wisata Alam kalau di Surabaya mirip Hutan Mangrove

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa mbaa karena ini TWA Pulau Bakut juga ekosistem mangrove soalnya jadi sama :)

      Hapus
  23. Wah iyaa ingat bekantan jadi ingat Dufan. Alhamdulillah mbak Eryka malah lihat bekantan yg asli di Kalimantan. Kalo ke sana kudu pake guide ga sih? Atau langsung datang aja? Aku sukaa, tempatnya bersih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Langsung datang aja mbaaa gak pake guide kok aman jalan sendiri kalo mau pake guide mungkin malah harus appoinment dl kali yaa :)

      Hapus
  24. Baca ceritanya serasa ikut beberan ke pulau Bakut. Suasananya masih asri banget ya, rasanya kok mirip di film Petualangan Sherina. Ternyata di Pulau Bakut ngg hanya Bekantan saja yg hidup disana ya. Bekantan termasuk satwa langka yg dilindungi, maka harus dijaga kelestariannya.

    BalasHapus
  25. Mba, aku berasa diajakin keliling pulau Bakut deh saking ceritanya mengalir sangat. Penggambaran setiap objek pun detail 😍. Lumayan juga budget naik perahu nya yah. Tapi sangat worth it sih melihat view yang sangat indah, hijau. Berasa healing sangat.

    Fasilitas di pulau pun mumpuni bahkan bisa melihat Bekantan. Sungguh kesempatan yang keren pisan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasihhh mba lala buat review tulisan ku..kalo ada kurang ato gak pas boleh looo aku dikasih masukan..akan sangat bermanfaat banget buatku :)
      Iyaaa mbaa mayan ini nuat sewa perahunya sempat mo gak jadi tapi berhubung dh mpe sana ya wis lahh yukkk..mungkin klo berame2 jadi lebih murah jatuhnya :)

      Hapus
  26. Berasa ikutan keliling Pulau Bakut akutu. Apalagi aku kan pernah tinggal di Kalimantan. Meskipung bukan Kalimantan Selatan. Berasa kayak nostalgia gitu lho. Hehehe

    BalasHapus
  27. Sepanjang 650meter masih asik buat berjalan kaki sambil merasakan teduhnya pepohonan di sana, karena masih hijau dan segar ya kak.
    Semoga populasi Bekantan di sana tetap terjaga kelestariannya.

    BalasHapus
  28. wah jadi ingat perjalanan saya ke sini tahun 2013atau 2014 ya, masih asri sekali dna masih banyak Bekantannya, jadi pengen ke sana lagi

    BalasHapus
  29. Saya belum pernah dengar tentang Pulau Bakut yang dijadikan konservasi Bekantan ini
    Ternyata lokasinya di hutan mangrove, adanya jembatan ini memudahkan pengunjung untuk jalan sekaligus lihat keindahan alam disana
    Saya yakin selain Bekantan, tupai, burung disana juga banyak satwa liar yang menarik untuk dilihat.

    BalasHapus
  30. Bekantan memang hewan yang sangat unik karena hidungnya berbentuk berbeda dibandingkan monyet yang lainnya dan sebagai hewan endemik di Kalimantan pastinya menarik untuk dilihat di habitatnya langsung

    BalasHapus
  31. salah satu hewan yang pengen aku liat langsung, dulu taunya gara-gara aku pengen ke derawan. Ternyata spesies bekantan juga nggak banyak ya, 130an di dalam hutan seluas itu.
    area taman nasionalnya juga masih terawat dengan baik dan bersih, kalau terawat gini, pengunjung jadi betah. kalau explore sendiri aman ya mbak, aku takut tiba tiba ada ular lewat gitu

    BalasHapus
  32. Sayangnya dulu aku belum sempat mencari Bekantan
    Soalnya kesibukan meneliti bersama dosen akhirnya lupa untuk hiburan sampai saya harus kembali ke Jawa lagi
    Ah, andai saja lihat pasti senang sekali karena memang unik dan beraneka ragam

    BalasHapus
  33. Salut sekali sama TWA Pulau Bakut yang gak berusaha untuk memonetasi dan masih memberi habitat asli dari Bekantan. Kalau gak dibantu dilestarikan, pasti bisa punah.

    BalasHapus
  34. jam bukanya masih sama ya ternyata dan sekarang, jadi inget saya ke sana lupa tahun berapa, dan senang banget lihat bekantan-bekantan ini unik, saya baru pertama lihat di sini Bekantan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaa ternyata kak sabrina dh pernah ke pulau bakut juga yaa...gmn kak dengan kondisi yang dulu apakah sama ato sdh ada peningktan?:)

      Hapus
  35. Baca tulisan ini jadi pengen ke Kalimantan Selatan. Dari dulu memang penasaran liat Bekantan langsung di habitatnya.

    BalasHapus
  36. Bagi pecinta satwa pasti suka banget berkunjung ke Pulau bakut ini ya, makasih sudah sahre pengalamannya yaa

    BalasHapus
  37. Kalimantan masih menyimpan banyak kekayaan flora dan fauna langka seperti bekantan ini ya mbak. Semoga terus terjaga kelestariannya. Seru banget bisa berpetualang ke tempat-tempat seperti ini.

    BalasHapus
Salam Kenal
erykaditya
Travelling, Kuliner & Lifestyle
Arsip Blog
Komunitas
Emak Blogger Blogger Perempuan
Logo Komunitas BRT Network Female Blogger Banjarmasin
Popular Posts