Madinah Kota yang Tenang dan Damai

Kubah Hijau Masjid Nabawi
Kubah Hijau Makam Rasulullah

Setelah hari sebelumnya kami melakukan wisata di kota Al Ula, maka kesokan harinya yaitu tanggal 18 Januari, kami melakukan perjalanan menuju kota Madinah. Perjalanan dari kota Yanbu menuju Madinah sekitar 250 km atau sekitar 3 jam perjalanan darat. Alhamdulillah perjalanan kami berjalan dengan lancar.

Rasanya terharu sekali saat bus rombongan mulai memasuki kota Madinah. Apalagi saat payung-payung Masjid Nabawi mulai kelihatan dengan megah, tidak terasa air mata haru menetes. Bersyukur sekali karena masih diberi kesempatan untuk kembali untuk mengunjungi Masjid Nabawi. Dan kami berada di Madinah selama 4 hari, yaitu dari tanggal 18-21 Januari 2025.

Banyak Jamaah Umroh yang Terlantar

Saat awal bertemu di titik kumpul Bandara Soetta, kami mendapatkan kabar dari DTI bahwa hotel kami di Madina terpaksa harus dipindah. Hal tersebut disebabkan karena pihak hotel atau perantara (broker) menaikkan harga secara sepihak. 

Sebenarnya hal tersebut juga sedikit mengecewakan bagi kami, namun kami masih bersyukur karena bisa mendapatkan hotel yang layak dan yang pasti dekat dengan Masjid Nabawi. Karena ternyata banyak jamaah umroh yang terlantar di sekitaran masjid dan trotoar karena tidak mendapatkan penginapan. 

Dan berdasarkan info dari DTI saat itu jemaah di Madinah juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Entah karena pengaruh bulan baik yaitu bulan Rajab atau karena pengaruh musim dingin sehingga jamaah yang mengunjungi Madinah membludak.

Kondisi tersebut ternyata banyak dimanfaatkan dengan tidak bertanggung jawab oleh pihak penginapan. Bahkan ada yang menaikkan tarif hingga 3x lipat dari tarif normal. Harga yang tiba-tiba meroket tentu membuat pihak travel umroh kalang kabut. Sehingga banyak travel yang tidak mendapat penginapan karena harga yang naik dan terbatasnya jumlah penginapan.

Musim Dingin yang Kering

Masjid Nabawi
Pelataran Masjid Nabawi

Bulan Januari wilayah Arab Saudi masih berada dalam musim dingin. Namun suhu terpantau masih normal bagi kita penduduk tropis. Suhu berkisar antara 10-15⁰C. Hanya saja angin yang bertiup di pagi hari terasa lebih kencang dari malam hari. Hal ini menyebabkan udara di pagi hari menurut saya terasa lebih dingin.

Meskipun udara terasa sejuk namun angin yang berhembus sangat kering. Hal tersebut menyebabkan kulit kaki saya sampai pecah-pecah dan gatal-gatal karena terlalu kering. Padahal saat itu saya sudah menggunakan lotion dan longjohn. Saya pikir dua hal tersebut cukup untuk melindungi kulit kaki namun ternyata perkiraan saya salah. 

Udara yang kering juga berefek dengan hidung saya. Hidung terasa kering hingga menyebabkan lapisan mukosa hidung sampai berdarah. Awalnya saya pikir mimisan, tapi ternyata karena lecet bagian dalam. 

Musim dingin di Madinah ini kita memang harus mempersiapkan perawatan ektra. Jangan lupa untuk selalu menggunakan lotion/pelembab serta sunscreen. Meskipun udara terasa nyaman namun paparan sinar matahari lumayan membuat kulit jadi gosong😊.

Mengunjungi Raudhoh

Raudhah
Area sekitar Raudhoh

Seperti yang kita tahu, Raudhoh adalah adalah area dalam Masjid Nabawi yang dijuluki sebagai "Taman Surga". Raudhoh adalah salah satu tempat paling mulia di Masjid Nabawi dan tempat yang diyakini muktajab untuk berdoa.

Rombongan kami mendapatkan jadwal untuk mengunjungi Raudhah pada tanggal 18 Januari. Untuk pria mendapatkan jadwal sore hari jam 3 waktu setempat sedangkan rombongan wanita mendapatkan jadwal pada jam 7 malam. 

Alhamdulillah kami semua masih berkesempatan untuk mengunjungi Raudhoh, karena ternyata keesokan harinya Raudhoh ditutup selama 3 hari untuk renovasi. Karena waktu yang terbatas, saya hanya bisa ke Raudhoh sekali saja bersama rombongan. Saat mendaftar mandiri lewat aplikasi Nusuk saya tidak mendapatkan jadwal kosong. 

Moment di Raudhoh bener-benar saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk berdoa sebanyak-banyaknya. Saya bisa melakukan shalat dan berdoa dengan nyaman disana, meskipun ramai namun kami tidak harus sampai berdesak-desakkan. 

City Tour Madinah

Seperti biasanya saat di Madinah, rombongan kami juga melakukan city tour dengan mengunjungi tiga destinasi utama, yaitu :

Jabal Uhud

Jabal Uhud
Jabal Uhud

Jabal Uhud adalah sebuah gunung yang berada di utara Madinah dengan ketinggian 1.050 m dan lebar 7 km. Jabal artinya gunung dan Uhud artinya menyendiri. Berbeda dengan pegunungan lain di Madinah yang saling menyambung, Jabal Uhud terlihat seperti sebuah gunung yang berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut dengan nama Jabal Uhud

Jabal Uhud ini dijanjikan sebagai salah satu gunung yang nantinya juga akan ada di Surga. Di pegunungan inilah dulu terjadi peperangan antara kaum Muslimim Madinah dengan kaum musyirikin dari Makkah. Dan di kaki Jabal Uhud terdapat pemakaman para syuhada yang gugur saat terjadi Perang Uhud.

Kebun Kurma

Menurut saya, sepertinya kurang tepat jika disebut kebun kurma karena lebih seperti pusat oleh-oleh😁. Memang terdapat beberapa tanaman kurma namun tidak banyak dan kita juga tidak boleh masuk ke area perkebunan hanya di area tokonya saja.

Disini, rombongan bisa membeli berbagai macam oleh-oleh. Dari aneka macam kurma, kacang-kacangan, coklat, parfum dll. Namun saya disini tidak membeli oleh-oleh apapun, saya hanya membeli bakso di area foodcourtnya.

Iyaa bakso khas Indonesia, penjualnya pun orang Indonesia. Saat udara dingin menghantui, menikmati semangkok bakso menjadi kenikmatan tersendiri. Meskipun satu porsi bakso lumayan mahal yaitu 20sar atau setara dengan 80rb 😀.

Masjid Quba

Masjid Quba
Masjid Quba

Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah saat beliau tiba di Madinah. Masjid Quba hanya berjarak sekitar 4 km dari Masjid Nabawi. Dan salah satu keutamaan Masjid Quba adalah jika kita melakukan ibadah shalat di sana maka akan mendapat pahala setara dengan ibadah umroh.

Dari waktu ke waktu, Masjid Quba selalu mengalami perkembangan. Area masjid yang diperlebar dan juga dipercantik sehingga tampak lebih rapi. Selain itu juga area parkir tampak semakin luas.

Kuliner Madinah

Salah satu  hal yang menarik di Madinah adalah kuliner yang lengkap. Jika bosan dengan menu hotel, kita bisa berjalan-jalan sekitar Masjid Nabawi dan menemukan berbagai kuliner disana. Ada banyak kuliner Timur Tengah seperti nasi biryani, nasi mandi dan kebab. Namun kita juga bisa menemukan kuliner khas Indonesia, seperti masakan sunda, masakan jawa dll.

Nasi Biryani
Kuliner di Zaitoon Restaurant

Kami disana lebih sering membeli nasi biryani sebagai makan malam, yang banyak dijual di ruko-ruko sekitar hotel. Ada juga salah satu restoran timur tengah yang kami coba yaitu Zaitoon Retaurant. Restoran ini berada di lantai satu Mall Taiba di Madinah. 

Kami ke Zaitoon Restaurant untuk makan malam setelah shalat isya'. Dan ternyata pengunjungnya sangat ramai, bahkan sepertinya waiting list. Di restoran ini tidak ada nomor waiting list, sehingga setelah order kita harus mencari tempat duduk sendiri. Jika semua tempat duduk full maka kita harus sabar menunggu pengunjung selesai makan di kursi yang kita incar.

Bersyukur karena kami tidak terlalu lama untuk mendapatkan meja makan. Orderan kita pun dengan cepat tersaji, tidak perlu menunggu waktu lama. Waktu itu kami memesan nasi beef biryani seharga 35 sar dan chicken karahi seharga 30 sar. Selain dine in, kita juga bisa order untuk take away agar. Untuk orderan take away saatitu juga lumayan panjang antriannya.

Foodcourt Madina
Area Foodcourt samping Masjid Nabawi

Area makan favorit kami yang lain adalah area foodcourt yang berada di seberang Masjid Nabawi. Dari pintu 333, kita tinggal jalan lurus saja, maka kita akan menemukan area foodcourt yang cukup lengkap. Di area foodcourt tersebut juga disediakan beberapa meja makan yang bisa kita gunakan.

Disana ada banyak kios yang menjajakan kuliner khas berbagai negara. Dari kuliner Indonesia, Malaysia, Italia dan berbagai kios kopi. Disana saya menemukan aneka gorengan seperti bakwan, tahu isi serta cilok😁. 

Kenyamanan dan Ketenangan Madinah

Masjid Nabawi
Masjid Nabawi

Kegiatan kami selama di Madinah lebih banyak antara hotel - Masjid Nabawi. Menunggu waktu dari satu adzan ke adzan berikutnya. Salah satu kenikmatan saat berada di Madinah adalah sesaat kita terlupakan dengan kegiatan duniawi kita dan benar-benar bisa menghabiskan waktu untuk memperbanyak ibadah.

Selalu merasa tenang saat berada di dalam masjid. Bahkan saat hanya melihat beberapa kelompok belajar. Setiap pagi setelah waktu dhuha, ada banyak kelas siswa yang terbagi dalam beberapa kelompok. 

Rasanya masih ingin berlama-lama di Madinah karena merasa tenang dan nyaman. Saat meninggalkan Masjid Nabawi, sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah, rasa sedih dan haru kembali muncul. Sambil berdoa semoga kami diberi lagi kesempatan untuk mengunjungi Masjid Nabawi.

Itulah beberapa hal yang kami lewati selama di Madinah, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkenan membaca dan sampai bertemu di cerita selanjutnya 💓💓

14 komentar

  1. MasyaAllah, semoga suatu saat Fenni bisa ke Madinah. Bisa mampir ziarah, sekalian juga buat beribadah umroh. Dan merasakan jejak Rasulullah di sana.

    BalasHapus
  2. Kisah Madinah ini banyak sekali aku dengar dari kawan-kawan yang pulang umroh dan tulisanmu ini menegaskan kembali betapa memang kota ini seperti Ibu, tenang dan damai.

    Rasanya berbahagia sekali jika punya kesempatan memeluk kota itu. Semoga mba bisa kembali lagi ya dan melunasi rindunya terutama Masjid Nabawi.

    BalasHapus
  3. MashaAllaa~
    Tabarakallahu..

    Seneng banget bacanya ka..
    Semua terjadi karena Allah berkehendak yaah..

    Dari mulai hotel yang dibatalkan sepihak, lalu atas izin Allah segera dapat gantinya.
    Dan yang paling penting, kami semua dapat kisah terbaik pengalaman ka Eryka selama umrah yang menjadikan doa-doa terbaik terlantun selama membaca blogpost mengenai Kota Al-Madinah Al-Munawwarah.

    BalasHapus
  4. Seneng sekali baca artikelnya tentang Masjid Nabawi kak. Semoga suatu saat kami juga diberi kesempatan untuk mengunjunginya.

    BalasHapus
  5. Aku bersyukur pas umroh dulu, Madinah ini kota terakhir. Jadi memang ke Mekkah dulu. LBH enak begitu, Krn buatku Madinah jauuh lebih bagus dan nyaman drpd Mekkah. Jadi ibaratnya, save the best for the last 😄.

    Selesaikan yg wajib dulu, baru setelah itu lebih santai ibadah dan wisata. Makanya kalo nanti umroh lagi, aku mau cari yg Mekkah duluan, ga mau kalo Madinah duluan. Biar bisa lebih menikmati kotanya

    BalasHapus
  6. Masyaallah ikut senang membacanya, semoga saya dan keluarga juga diberi kesempatan untuk menjadi tamu Allah di sana

    BalasHapus
  7. MasyaAllah semakin ingin pergi ke sana membaca setail rangkaian kegiatan, tempat yang dikunjungi..meskipun pas baca diawal agak nyesek karena pembatalan sepihak oleh pihak hotel dan baru tahu jg di sana bisa melakukan mark up ga kira2 yah sampe 3x lipat harganya karena tahu jemaah membludak :(

    BalasHapus
  8. Masya Allah. Jika memang rezeki buat hamba kesana, perkenankanlah agar bisa mendekat dan bertaubat. Amiiin.

    Baca tulisanmu bikin daku merinding mbak. Betapa indahnya pemandangan disana, dan rombongan manusia yang bersemangat beribadah demi mengharap ridho-Nya.
    Meski ada beberapa kendala seperti hotel, tapi Alhamdulillah ketemu solusinya.

    Penasaran juga tapi daku, itu yang jual cilok di arab kek mana yaa ehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciloknya sudah di tarus di cupp lengkao dengan bumbu nyaa diplastik terpisah hehe

      Hapus
  9. Aku pas umroh tahun lalu juga januari dan musim dingin tentunya. Tp menurutku itu duinginnn polll., gatau deh aku kalo ketemu salju gimana, yg ini aja uda dingin bgt. Baca cerita mba eryka kaya flashback jg, huhuhu, jd pengen umroh lagi

    BalasHapus
  10. Masya Allah, rindu banget bisa ke tanah suci.. semoga ada rezeki nya tahun ini bisa berumrah ke sana aamiin...

    BalasHapus
  11. menginjakkan kaki di Kota Madinah, rasanya adem gitu ya mbak
    pastinya kita fokus di kegiatan ibadah, dan gini aja udah bisa bikin yang datang kesana nangis karena nggak nyangka bisa melakukan Ibadah di Rumah Allah swt
    semoga aku segera menyusul ke Madinah juga

    BalasHapus
  12. Pas masuk ke Madinah rasanya lebih adem dan lebih tentram nggak tahu kenapa dan memang situasinya lebih tertib dibandingkan dengan di Mekah tapi kalau lagi musim dingin-dinginnya minta ampun deh. Semoga ada rezeki dan sehat supaya bisa kembali ke Madinah kotanya Rasulullah

    BalasHapus
  13. Ya Allah Beruntung banget orang-orang yang dipanggil ke kota nabi, semoga selanjutnya saya Aamiin.. gak kebayang mereka yang bisa habiskan waktu kerja untuk nunggu waktu shalat dengan pahala setara umrah disana. Tapi sedih banget ternyata scamnya juga lebih bervariasi gk kebayang yang gk dapat tempat penginapan dan berakhir telantar dengan suhu yang bisa bikin mimisan saking dinginnya.

    BalasHapus
Salam Kenal
erykaditya
Travelling, Kuliner & Lifestyle
Arsip Blog
Komunitas
Emak Blogger Blogger Perempuan
Banner Bloggercrony Female Blogger Banjarmasin
Partner of
Popular Posts