Sore itu saya sedang iseng scroll instastory dan melihat story Mba Antung, salah seorang teman blogger Banjarmasin, tengah menghadiri acara Bedah Buku Dee Lestari yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Prov Kalimantan Selatan. Acara bedah buku tersebut diadakan dalam rangka Pekan Literasi Kalimantan Selatan 2025.
Acara bedah buku ini diadakan di aula Dispersip Kalsel yang berlokasi di Jl A Yani Km 6,4. Dimana lokasi Dispersip ini kira-kira hanya 1km dari rumah yang kami tinggali di Banjarmasin. Saya pun langsung kepo tentang acara bedah buku ini. Kata Mba Antung, besok juga ada acara Bedah Buku Gadis Kretek bersama Ratih Kumala dilokasi yang sama.
Dengan semangat saya kemudian membuka profil IG Dispersip dan ternyata pendaftaran peserta bedah buku telah ditutup. Saya merasa kecewa karena terlewatkan dari informasi yang sangat menarik ini. Meskipun saya suka membaca buku, namun saya belum pernah mengikuti acara bedah buku sebelumnya, Jadi ada keinginan untuk bisa mengikuti acara bedah buku, apalagi buku yang telah saya baca.
Rencana Bedah Buku Online menjadi Offline
Tak disangka, Mba Antung tiba-tiba chat saya bahwa beliau tidak bisa datang ke acara Bedah Buku Gadis Kretek karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Beliau berkata bahwa saya bisa datang dengan menggunakan namanya sebagai tanda kehadiran.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, saya langsung menyetujuinya. Saya kemudian langsung bersiap-siap dan tak lupa membawa buku Gadis Kretek yang saya miliki untuk ditanda tangani nanti. Kebetulannya buku tersebut ada di Banjarmasin karena biasanya buku yang telah saya baca, saya bawa kembali ke Solo setiap kali saya pulang.
Karena waktu sudah mepet, saya langsung bergegas berangkat dengan ojek online. Saat berangkat, melalui live streaming terlihat acara sudah dimulai namun baru pidato pembukaaan. Saya berharap tidak tertinggal acara intinya.
Dan beruntung sekali, begitu sampai di aula Dispersip ternyata acara inti bedah buku belum dimulai. Begitu selesai mengisi daftar hadir dan mendapatkan tempat duduk, acara Bedah Buku Gadis Kretek dimulai.
Inspirasi Gadis Kretek
Di awal acara bedah buku ini Ratih Kumala menceritakan bahwa ide tentang Gadis Kretek berasal dari keluarga sang mama. Pada masa dahulu, kakek beliau dari mama adalah seorang pengusaha kretek lokal di Jawa Tengah yaitu di kota M.
Cerita tentang rumah sang kakek yang dijadikan sebagai tempat usaha kretek terus diulang-ulang dalam keluarga. Hal tersebut akhirnya menggugah Ratih Kumala untuk menuliskan cerita tentang kretek.
Cerita Gadis Kretek bukanlah berdasarkan kisah nyata namun hanya cerita fiksi saja. Namun karena ceritanya yang sangat mendalam sehingga saya sebagai pembacanya juga ikut terlarut didalamnya. Dan menurut Ratih Kumala jika cerita yang kita tulis sudah bisa membuat orang lain terlarut didalamnya, berarti penulis telah berhasil membuat karyanya.
Buku Gadis Kretek ini ditulis dalam jangka waktu kurang lebih selama 4 tahun. Selama 4 tahun tersebut Ratih Kumala juga sempat mengalami writer block selama satu tahun. Ratih Kumala sendiri biasanya memerlukan waktu minimal satu tahun untuk sebuah karya tulis/novel.
Menurut saya, buku Gadis Kretek akan lebih masuk untuk pembaca dewasa daripada remaja, karena disana ada cerita cinta, persaingan bisnis dan juga intrik keluarga. Sedangkan untuk bacaan remaja bisa cek di 10 rekomendasi bacaan remaja yang menceritakan tentang persahabatan dan perjuangan hidup.
Berbagi Tips Tentang Menulis
1. Jangan malas melakukan riset
Riset juga ibsa kita lakukan dari bukti dan buku sejarah. Namun setiap buku sejarah harus kita dapatkan dari dua sisi yaitu dari sisi yang menang dan dari sisi yang kalah. Karena biasanya sebuah buku sejarah dibuat berdasarkan pandangan sisi pemenang.
2. Seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca yang baik
Penulis adalah pembaca pertama buku yang kita ciptakan. Jika kita bisa meraasakan sisi emosional atas karya yang kita tulis berarti kita berhasil menghasilkan karya yang baik.
3. Hanya ada dua tema cerita yang menarik untuk para pembaca
4. Kecakapan penulisan
Setiap penulis mempunyai gaya penulisannya masing-masing dan gaya penulisan ini tidak bisa dicari. Gaya penulisan bisa berubah seiring dengan jam terbang sang penulis. Dengan berbagai ilmu yang didapat maka seorang penulis bisa menghasilkan sebuah gaya penulisan yang berbeda pada hasil karyanya.
5. Writer Block
6. Draft pertama adalah draft yang paling jelek
Akhir Acara Bedah Buku
Pada kesempatan bedah buku kemarin juga ada sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Berbagai pertanyaan menarik dari para peserta mendapatkan tanggapan yang mencerahkan dari Ratih Kumala.
Setelah acara tanya jawab, dilanjutkan acara pembagian buku gratis bagi 50 pendaftar pertama. Namun sayang nama Mba Antung belum beruntung saat itu.
Tak terasa satu setengah jam acara Bedah Buku Gadis Kretek berlangsung. Acara bedah buku diakhiri dengan sesi tanda tangan dan foto bersama. Karena saya membawa buku Gadis Kretek, maka saya tidak ingin melewatkan sesi ini.
Sebuah pengalaman acara bedah buku yang menarik menurut saya. Dan semoga nanti kedepannya saya berkesempatan lagi mengikuti acara bedah buku lainnya. Apakah teman-teman juga pernah menghadiri acara bedah buku? Bisa share pengalaman teman-teman di kolom komentar ya😊
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat dan sampai bertemu di cerita lainnya 💖💖
Aku sudah baca buku ini dan bikin aku merinding, seketika pas setting tempatnya tuh tentang bisnis rokok. Ini tuh ngingetin aku pas masa kerja di salah satu museum lho. Dan bukunya bagus banget. Penulis buku ini kan kalau nggak salah, istri salah satu penulis juga. Jadi suami-istri penulis.. :D
BalasHapusseketika langsung berasa flashback suasana waktu di museum ya mbaa :)
Hapusaku juga baru tau loo kalo ternyata suami mba ratih ini juga seorang penulis :)
Seneng banget baca cerita mba terkait pada akhirnya bisa hadir offline ke acara bedah buku mba Ratih 🤩💯. Buku yang hype dan emang bagus. Tips dari mba Ratih sangat jitu dan aplikatif nih. Makasih sudah di share juga, pastinya jadi amal jariyah.
BalasHapusAku pernah mba datang ke acara bedah buku tapi pas masih masa kuliah dan belum ngeblog. Datang ke bedah buku Dee Lestari dan Bang Raditya. Sekarang ini pengen banget tapi waktunya belum pernah pas huhuhu.
Semoga makin sering diadakan event bedah buku sekeren ini ya.
ternyata ikut acara bedah buku itu seru ya mba lala...jadi dapet insight lain selama proses penulisan gt yang bisa juga kita aplikasikan buat nulis blog..next kalo ada kesempatan bedah buku lagi aku juga pengen ikutan lagi ;)
HapusGadis kretek yg bukunya dibuat serial netflix diperankan Dian Sastro ya? Beruntung bgt mbak, bisa ketemu langsung dengan penulisnya, alhamdulillah rejekimu ya mbak. Ternyata lama juga ya, bikin novelnya sampe 4 tahun.. Tp terbayarkan sih dengan jadi best seller.
BalasHapusThanks sharing tips menulisnya mbak...
yuppp bener banget mba, bukunya dibuat serial di netflix dengan pemeran utama dian sastro dan menurutku baik buku maupun serialnya sama2 keren nyaa deh meskipun ada penyesuaian nya juga tapi gak rugi klo bisa baca buku sekaligus liat seriesnya
HapusWah baca poin perihal writers block aku berasa lagi ngaca banget hahaha. Soalnya memang, akhir-akhir ini banyak banget pikiran di kepala yang akhirnya bikin daku suka nge-blank pas mau bikin tulisan. Atau, sekalinya tulisannya jadi.. eh malah gak bagus. gak ada jiwanya gitu.
BalasHapusMemang sometimes kita butuh istirahat sejenak ya.
yupp bener banget mas klo dh lagi jenuh2nya memang mending ambil waktu rehat sejenak biar nanti saat kami pikiran dh lebih fresh dengan berbagai ide yang lebih mumpuni ;)
HapusAku sendiri belum pernah menghadiri bedah buku, tapi sering melihat di film-film he he he, sampai punya impian kelak bisa melakukan hal itu juga dengan karya sendiri.
BalasHapusWalau bukan kisah nyata, gadis kretek ini menurutku ada sentuhan kisah nyata walau mungkin dibalut dengan imajinasi penulisnya. Walau belum membaca, hanya nonton filmnya, suka dengan karya ini.
Aamiin ditunggu karya buku nya mba nik dan semoga bisa roadshow juga buat acara bedah bukunya nanti..
HapusMenurutku baik series maupun bukunya sama2 keren mbaa bisa senyata itu gitu kesannya :)
Amin ya Tuhan karyaku akan lahir. Impian terbesarnya setelah itu adalah berkelana lagi, kembali ke tempat-tempat Indah sudut Indonesia dengan bedah buku sambil kampanye baca sebanyak-banyaknya dan traveling ke negeri sendiri.
HapusOh yaa, sama ya keren yaa film dengan bukunya. Semoga nanti bisa baca supaya tahu perbedaannya.
Saya belum pernah baca bukunya
BalasHapusJadi penasaran apakah adegan dewasa itu beneran ada atau gak hehe
Soalnya kok sayang sekali diangkat ke layar lebar tapi yang nonton malah banyak usia yang belum seharusnya
Diangkat ke layar series nya mbaa lebih tepatnya hehe..klo menurutku sie adegan2 dewasa itu klo pun gak ada sebenernya juga gpp mungkin maksudnya hanya sebagai pamanis hehe...kalo di bukunya ada gak ya kok aku lupaa hehehe
HapusAh, paling suka deh ke acara bedah buku apalagi bukunya aku sukai, beruntung sekali bisa menyimak cerita Mbah Ratih Kumala tentang Gadis Kretek..
BalasHapusTernyatavseeu juga ya mba ikutan acara bedah buku itu..jadi bikin nagih looo 😁
Hapus